Stiap harinya ada beberapa siaran berita kriminal di layar kaca kita. Antara lain Patroli, Buser, Sidik Jari dan acara dengan nama menyeramkan lainnya. Ibuku pernah berkata bahwa ia amat heran karena setiap hari ada berita pelaku kriminal yang tertangkap namun setiap hari peristiwa kriminal bukannya berkurang malahan bertambah begitu pula pelakunya. Aku menjawabnya dari sudut pandang lain, "setiap hari banyak orang mati kecelakaan, bunuh diri atau dibunuh namun tetap saja masih banyak yang masih hidup."
Salah satu berita yang menarik perhatianku adalah berita dari Lampung. Seorang pemuda dibegal oleh dua orang pria tak dikenal saat mengendarai sepeda motornya. Sadisnya pelaku kriminal itu tidak hanya mengambil sepeda motornya namun sebagian masa depannya. Saat ia menyalip sepeda motor dengan dua orang pengendara di depannya, tiba-tiba saja pembonceng di sepeda motor tersebut menyabetkan goloknya ke tangan si pemuda yang menyebabkan terputusnya telapak tangan dari pergelangannya. Sang pemuda yang tersungkur dengan motornya masih berusaha mengambil tangannya yang terlepas walaupun sang pembegal masih berusaha mengejar dengan goloknya sebelum kabur dengan sepeda motor hasil curiannya. Sayangnya harapan sang pemuda untuk menyambung kembali tangannya yang putus harus pupus karena ketidakmampuan Rumah Sakit untuk mengoperasinya.
Malam tadi sepanjang perjalanan pulang dari kantor, aku merasa trauma. Bagaimana bila peristiwa tadi tiba-tiba terjadi padaku. Hampir setiap hari aku harus pulang di tengah malam dengan sepeda motor setiaku menyusuri jalan lebar namun sepi dan bahkan sebagian tanpa penerangan jalan. Sebelumnya aku merasa sudah siap mental bila ada kejadian buruk selama di perjalanan, yang biasa aku antisipasi dengan mengurangi kecepatan bila hampir tiba di persimpangan di depanku bila lampu sedang menyala merah. Bila hal terburuk terjadi misalnya dibegal, maka aku lebih baik menyerahkan motorku dibandingkan keselamatanku. Namun bila tanpa ba..bi..bu.. si perampok langsung menebas pergelanganku, apakah aku akan siap?
Kelihatannya aku harus lebih berpasrah diri untuk itu. Dan banyak berdoa.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment