Sebelum putri cantik kami lahir, aku sempat membaca sebuah artikel yang ditempelkan di mading RS Haji Jakarta tentang dilarangnya sunat pada bayi perempuan di seluruh rumah sakit di Indonesia. Artikel itu dirilis oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia) yang didasari atas perintah dari Menkes dr. Siti Fadilah Supari. Sebagai awam, aku sangat tertarik karena selama ini dengan alasan agama atau budaya, sunat pada bayi perempuan lazim dilakukan pada bayi perempuan yang baru lahir. Begitu pula di keluarga kami.
Setelah mencari informasi kesana kemari, termasuk googling di internet aku meyakinkan diriku bahwa sunat pada bayi perempuan tidak wajib dilakukan mengacu pada hadis Rasulullah SAW yang bersabda: "Khitan itu disunatkan bagi kaum lelaki dan dimuliakan bagi kaum wanita". Lalu kutahu pula bahwa sunat pada bayi perempuan secara medis tidak berpengaruh pada kesehatan berlainan dengan sunat pada anak lelaki. Bahkan sebaliknya, sunat pada bayi perempuan dapat sangat berbahaya. Juga tidak terbukti ada pengaruhnya dengan pengurangan libido.
Dikarenakan faktor kebiasaan dan budaya, aku tidak serta merta jadi anti sunat pada bayi perempuan. Apalagi dari segi agama, masih ada perbedaan pendapat antar para ulama tentang sunat ini, apakah wajib, sunat atau hanya dimuliakan saja. Aku memilih untuk menunda hingga kami benar-benar yakin bahwa sunat pada bayi perempuan itu aman.
Karena keluarga istriku cukup berat melepas adat kebiasaan itu, apalagi bila disangkutpautkan dengan agama, aku seperti diteror terus menerus. Akhirnya setelah Shafa berumur sebulan aku memutuskan untuk melakukan sunat padanya asal aku bisa diyakinkan dengan keamanannya. Namun ketika kami meminta perawat RS Haji Jakarta untuk menyunat bayi kami, mereka menyatakan bahwa RS Haji yang notabene RS Islam selama lebih dari 2 tahun sudah tidak pernah lagi melakukan sunat pada bayi perempuan. Alih-alih melakukan sunat, perawat hanya membersihkan vagina Shafa saja.
9 comments:
rif..dulu, setahun yl anakku aku sunatin juga tuh di RS Haji, itu karena di RS Harapan Kita (tempat anakku lahir gak ada yg mau nyunat juga)..tapi aneh juga kalo RS Haji bilang udah gak nyunat 2 tahun ini, pdhl anakku bru setahun lalu sunatnya..
aku ikut liat waktu disunat, cuman digores aja..dan sehari udah kering lagi kok..alhamdulillah sampe skrg baik2 aja..
iya sih..karena di agama kita kyknya gak afdol yah klo gak disunat, tapi kalo gak disunatpun kyknya gak masalah kok, gak pengaruh buat kesehatan...
smg arif n istri buat keputusan yg terbaik yah...
mungkin artikel ini bermanfaat..
lagipula, sunat dalam Islam 'hanya' MENGGORES...BUKAN MEMOTONG KLITORIS...hanya sebagai 'simbol' saja..
demikian..
hmm..emang harus perlu ya??anakku fine2 aja tanpa ada prosesi sunat itu...sebenarnya gunanya apa toh??tidak ngaruh khan nantinya juga...
duh...kalo ga wajib kan ga usah.....
Na juga disunat :p
pada akhirnya adalah kemantapan kata hati, ketika ada perbedaan dalam pemahaman ilmu dan interpretasi
sunat yg anda lakukan cuma sunat basa basi, pihak RS dan dokter tdk berani melakukan sunat yg sebenarnya. Karena apa? saya pernah dekat dgn 5 perempuan yg benar2 disunat. Benar2 tidak memiliki kelentit, mereka tidak bisa merasakan apa itu kenikmatan seksual. Untung anak anda cuma di gores aja kelentit na.
khitan pada perempuan memang tidak wajib seperti anak laki laki, tetapi sudah jelas bahwa ada hadist yang menjelaskan tentang anjuran anak laki dan perempuan yang baru lahir untuk di khitan. dan tidak ada hadis yang melarang utk khitan perempuan.. jadi di sini intinya jelas, seharusnya tidak perlu di larang orang untuk melaksakan hal yang sunah. karena artinya sudah jelas yang ingin khitan silakan dan yang tidak ingin silakan (bukan dilarang)
dan untuk yang melarang karena alasan kekejaman pada wanita ini yang salah dalam mengerjakan khitan itu sendiri, bahwa yang di anjurkan memotong sedikit daripada daging yg menjulur bagaikan daging lebih pada faraj, bukan banyak atau semuanya, itu yang salah..
Khitan Wanita artikel yang bagus
http://www.sailanmuslim.com/news/female-circumcision-the-hidden-truth-by-asiff-hussein
Post a Comment