Wednesday, May 25, 2005

Cantik

Apakah aku menyukaimu karena engkau begitu indah,
ataukah engkau begitu indah karena aku menyukaimu?

Apakah aku menginginkanmu karena engkau menarik,
ataukah engkau menarik karena aku menginginkanmu?

Apakah aku mencintaimu karena engkau cantik,
ataukah engkau cantik karena aku mencintaimu?


Seringkali hal-hal yang kita anggap kecil dan biasa, yang mungkin saat kita dengar, lihat atau alami terasa sepele bahkan dapat terlewatkan tanpa arti. Tapi kadang-kadang dalam waktu sedetik hal sesepele apapun dapat berubah menjadi suatu perenungan yang mungkin saja menjadi suatu awal dari suatu karya cipta.

Lirik di atas tentu saja bukan hasil karya cipta yang berasal dari perenunganku, melainkan merupakan potongan sebuah lagu yang dinyanyikan Brandie di sebuah film musikal yang kebetulan saja kutonton secara sekilas di salah satu televisi swasta di saat jemariku pecicilan melompat bermain di tuts remote. Pertanyaan dalam lagu tersebut sekarang terasa merasuki diriku, membuat aku merenung memikirkan apa sih jawabannya.

Wajah dan penampilan, tidak bisa kupungkiri adalah hal yang pertama kali aku nilai dalam mencari pasangan. Tapi bisa aku pastikan bahwa wajah dan penampilan bukanlah yang utama bahkan seringkali terlupakan bila aku sudah asyik menyelami sifat, sikap dan pandangan hidup sang pasangan. Seperti juga kali ini.

Saat kami on a date untuk kesekian kalinya, dia tiba-tiba menyela dari topik pembicaraan yang saat itu kami diskusikan, "Baru kali ini dalam suatu hubungan yang aku pernah alami, kamu satu-satunya yang ngga pernah memuji kalau aku cantik." Aku terkesima dan agak tergagap. "Bukan suatu hal yang jelek kok. Malah kayaknya enak juga," sambungnya melihat gelagatku. Aku jadi tersenyum dan menjawab tanpa pikir panjang, "Memangnya gak pernah yah? Kasian banget kamu yah!?"
Huh... dasar mulut, kalo ngomong gak pernah pake otak. Tapi memang aku akui gak pernah memuji kecantikan dia. Karena begitu banyak hal dari dirinya yang baru aku ketahui dan lebih pantas untuk dipuji atau memang aku kurang sadar bahwa dia memang cantik.

Terakhir kali aku makan malam bersamanya, aku tiba-tiba saja menyadarinya. Saat itu aku datang terlebih dulu dan menunggunya datang. Saat ia tiba dan berjalan cepat, memandang dan tersenyum menuju ke arahku, aku menyadari bahwa ia memang lebih cantik dari yang aku bayangkan selama ini. Mata... selama ini kemana aja lu? Maka hari itu aku mulai menikmati indahnya wajah di depanku.

Apakah aku mencintaimu karena engkau cantik,
ataukah engkau cantik karena aku mencintaimu?

1 comment:

    • Popular
    • Categories
    • Archives