"What's in a name", kata sang pujangga shakespeare. Tetapi di jaman ini nama adalah segalanya, apalagi untuk suatu perusahaan atau brand name. Salah sedikit saja akan terjadi banyak benturan yang tidak saja merugikan sendiri tapi mampu menyinggung orang lain. Dahulu pernah ada suatu produk kecantikan dari luar yang akan mendirikan pabrik dengan brand "Nonox" di daerah Jawa Barat. Coba bayangkan, kira-kira siapa yang akan mau mengoleskan "Nonox" kewajahnya? Kodak harus mengeluarkan uang jutaan dolar untuk mencari nama yang universal agar dapat diterima oleh semua bahasa.
Logo sebagai simbol suatu perusahaan ternyata juga mempunyai beban yang sama. Saya ingat logo salah satu perusahaan TV Swasta di Indonesia pada awal operasinya, dikatakan mempunyai beban yang berat karena lambangnya berupa 2 huruf bold besar, serta ketidakstabilan dalam perusahaan karena warnanya yang terlampau banyak. Ternyata memang dalam perkembangannya televisi ini tersendat-sendat hingga akhirnya beberapa waktu lalu logo televisi tersebut diubah. Percaya gak percaya, hal-hal seperti ini banyak dipercaya oleh pengusaha-pengusaha kita.
Dan kali ini begitu pula dengan perusahaan tempatku bekerja. Sebenarnya dalam persaingan dengan kompetitor sejenis, perusahaanku masuk dalam 3 besar di Indonesia. Tetapi logo yang sudah berusia 14 tahun ini dengan bentuk garis biru setengah lingkaran yang membesar dari kanan ke kiri seperti pelangi dan huruf akronim perusahaan dibawahnya, dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan persaingan saat ini. Ada juga yang mengatakan karena simbol yang hanya setengah lingkaran dapat diartikan keuntungan perusahaan yang besar akan terus menipis. Maka dikeluarkanlah dana untuk membuat logo baru yang akan diganti seiiring dengan pergantian tahun kali ini. Dana itu lumayan fantastis besarnya mengingat logo yang akhirnya terpilih dari sekitar 30 rancangan, amat sederhana. Belum lagi seluruh stationery yang harus segera diubah, neon sign, bilboard dan iklan lainnya untuk memperkenalkan identitas baru ini.
Jadi sudahkah pertanyaan sang Pujangga terjawab?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment