Setelah lebih dua jam berayunan dalam tronton baik di jalan yang beraspal maupun tidak, kami tiba juga di Buper Bukit Bolang, di kaki Gunung Pangrango. Dari tempat Bapak supir - yang kesal karena harus kembali ke Jakarta kemalaman dan sendirian - menurunkan kami, masih sekitar 1 km yang harus kami lewatkan dengan berjalan kaki dengan membawa seluruh perlengkapan yang ada.
Terima kasih Tuhan atas hujan yang Kau berikan sebelumnya, karena hawa gunung yang menyergap kami tidak terlalu dingin mengingat aku masih menyimpan jaketku dalam ransel. Dan jalan setapak yang harus kami lalui penuh kerikil hingga tanah yang bercampur air hujan, tidak sampai menyulitkan perjalanan kami menuju lembah.
Aku begitu rindu dengan suasana saat itu. Udara dingin dan basah menyelimuti tubuhku, bau tanah dan dedaunan memenuhi rongga hidungku, gelapnya malam dan rapatnya pepohonan hanya ditembus oleh cahaya senter dan obor buatan. Ah, rongga dadaku penuh oleh kenanganku, kerinduanku dan kebahagiaanku berada di alam ciptaan Tuhanku. Ketika tiba di lokasi perkemahan, kami disambut oleh pohon2 pinus yang malam itu terasa tinggi menusuk gelapnya langit malam dan rapat mengelilingi tenda2 kami (walaupun paginya anggapan itu menjadi keliru) yang telah dibangun siang harinya oleh advanced team.
Ketika akhirnya kami semua mengelilingi api unggun yang hanya menghangatkan sebagian tubuh yang menghadapnya sedangkan bagian sebaliknya tetap dingin, maka dimulailah acara perkenalan. Perkenalan ini memang diperlukan karena banyak adik2 angkatan termuda yang masih belum mengenal kakak2nya, tapi bagian ini sebenarnya tidak begitu aku suka, karena tentu saja aku harus menyebutkan tahun angkatan. Tidak suka, karena aku tahu akulah yang tertua selain guru pembimbing yang ikut hadir. Bahkan salah satu guru pendamping lebih muda daripada aku *geleng-geleng*.
Bahkan setelah aku "membuka rahasia" tahun angkatanku, sejak itulah panitia mulai memberikan kesempatan untuk menjadi lebih mempunyai tanggung jawab, seperti mengucapkan sepatah dua patah kata, mengkomando yell (sempat terpikir, yell-nya apa yah?), bahkan diminta saran untuk hal2 yang kayaknya sudah jauh sekali dari kehidupanku saat ini. Aku juga diberi kesempatan untuk menjadi penanggung jawab pada salah satu pos yang harus dilalui oleh peserta camping pada night-hiking, yang pada awalnya aku tolak (karena merasa sudah tidak fasih lagi) tapi akhirnya dengan terpaksa aku terima karena kegigihan sang panitia. Setelah itu aku tidak tidur hingga pulang keesokan harinya, menikmati acara yang dilaksanakan oleh adik2ku. Terima kasih untuk mereka, karena setidak2nya aku bisa kembali menyegarkan raga dan emosi dari segala kesumpekan hidup dan rutinitas yang harus aku jalani atas nama tanggung jawab.
Mudah2an bila photo yang dijanjikan telah aku terima, dapat melengkapi postingan aku nantinya.

No comments:
Post a Comment