Dan kesialan pun berlanjut...

Berangkat tengah malam dari Pondok Gede ke Senayan biasanya aku capai dalam waktu kurang dari 45 menit. Namun kali itu berbeda karena resiko ketika menggunakan sepeda motor di saat tengah malam pastilah selalu ada. Apalagi aku yang masih terjadwal bekerja secara shift. Namun resiko yang aku hadapi kali ini bisa lebih dibilang sebagai kesialan.


Saat keluar rumah, aku sadari lampu Vega R-ku agak redup. Ternyata tak lama lampu besarku putus dan kunyalakan saja lampu jauh. Namun tak bertahan lama aku akhirnya berjalan tanpa lampu hingga menemukan bengkel yang masih buka di Kali Malang kurang lebih 4 km bergelap2 ria. Setelah setengah jam-an mengganti bohlam lampu aku memacu si Vega R agar cepat sampai kantor. Sialnya sampai kelokan jembatan Semanggi, ban belakangku kempes. Sial sial sial....

Gak mau nyusahin diri lagi, aku tetap menunggangi motor yang sekarang jadi kuda kepang karena berjalan pelan dan ajrut2an hingga menemukan tambal ban di depan Senayan City. Setelah dibongkar ternyata bekas tambalan yang bertambah lebarlah penyebabnya. Gak mau terulang, aku minta untuk mengganti saja ban dalamnya yang dikerjakan secara berdedikasi tinggi dan teliti oleh si abang gendut... alias lamaaaa banget. Setelah mematahkan baut kupu2 setelan rem dan akhirnya berhasil memasang ban, aku tiba juga di kantor pukul 1.30 atau hampir lebih 2 jam dari seharusnya. What a night!

Tapi ternyata kesialan itu masih berlanjut seminggu kemudian ketika aku harus berangkat subuh untuk tugas lapangan. Ban belakangku kempes lagi. Dan sekali lagi aku menaiki kuda kepang hingga tambal ban terdekat. Dan apa coba yang ditemukan di dalam ban belakangku? Potongan baut kupu2 setelan rem yang patah di malam itu.... Dan sialnya lagi posisi bocornya itu tepat di bawah pentil, yang artinya sulit untuk ditambal yang artinya harus ganti ban dalam usia seminggu itu yang artinya keluar uang lagi. Sial sial sial....

Hikmahnya? Bawa payung sebelum hujan..... beneran!