Masih miris dengan kisah para TKW yang mengadu nasib di negeri orang untuk mencari nafkah, namun sengsara yang didapat bahkan nyawa pun melayang, nasib sial pun harus dihadapi 2 gadis asal Jawa Barat ketika memutuskan menerima ajakan orang untuk bekerja di Jakarta, di tetangga sebelah rumah. Keduanya sekarang bekerja untuk kami.
Menurut cerita istriku, kemarin keduanya sambil bercucuran air mata bermaksud menjual ponselnya untuk pulang kampung. Calon majikannya menuntut untuk dikembalikannya dana yang telah dikeluarkan untuk jasa agen pembantu. Rupanya hal ini disebabkan keduanya yang telah dijanjikan bekerja dalam satu rumah dengan nominal sekian mendapati kenyataannya berbeda. Karena tidak mau dipisahkan mereka diancam diusir oleh calon majikannya, namun harus mengembalikan dulu biaya yang telah dikeluarkan. Apesnya lagi, selama dirumahnya mereka tetap harus bekerja dan hanya diberi makan sehari satu kali saja. :'(
Tak tega, istriku memberi mereka makan dan menawari mereka bekerja untuk kami. Tentu saja ini melebihi dari kebutuhan kami yang hanya membutuhkan satu orang asisten RT saja. Dibalik itu kekhawatiran mereka tak betah lantas memaksa berhenti juga membayangi keputusan kami padahal kami sudah harus menggantikan biaya yang dituntut calon majikannya.
Permasalahan khas kaum urban adalah sulitnya mendapatkan asisten RT yang baik dan loyal. Sudah tidak ada lagi mbok-mbok yang mengabdi kepada majikannya seperti dahulu saat aku dibesarkan. Pernah suatu waktu aku mengambil calon asisten ini di wilayah Jabar melalui jalan yang jauh dan rusak hingga merusak kaki2 mobil sedanku namun hasilnya mereka hanya betah 2 hari saja. Mau marah gak sih... Jadi aku cukup mengerti kekesalan tetanggaku itu. Dan karena sekarang mereka berada dalam pengawasan kami, mudah2an keputusan kami ini adalah keputusan yang tepat karena dilandasi oleh niat baik kami. Amin.
Tuesday, November 30, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment