"Mas arif dan mbak try apa kabar ? Udeh ada tanda-tanda blm? Di bl puasa ini pak haji mau ngajak beramal nih, klu ada rizki bisa disalurkan ke panti asuhan saya (H.Amar hasan/penghulu)"Ketika aku membaca sms ini, aku langsung teringat akan sosok penghulu muda yang dahulu telah berjasa menikahkan kami. Usianya memang relatif muda, terpaut 3 tahun usianya denganku. Ditambah dengan badan kecilnya dan senyum atau bisa dibilang cengiran yang selalu hadir di bibirnya membuat beliau tidak terlihat terlalu berwibawa. Ii' sempat meragukannya sebagai penghulu kami, karena ia berharap mendapat penghulu yang lebih berumur, lebih ngeresep katanya.
"Dont judge book by its cover", aku ingatkan kalimat yang telah menjadi satu kutipan paling sering kuucapkan dalam setiap percakapan. Tidak semua yang terlihat itu seperti itu juga apa adanya. Aku adalah salah satu contoh orang yang sering dinilai berdasarkan penampilan luar saja. Badan kecilku dan gaya yang katanya kekanak2an itu membuat orang selalu salah menaksir usiaku dan (sebalnya) kemampuanku. Setiap kali aku masuk ke lingkungan baru, tiap kali itu pula aku harus selalu membuktikan diriku. Jadi aku merasa gemas juga bila ternyata istriku juga salah satu yang termasuk golongan seperti mereka.
Ternyata penilaianku terhadap penghulu ini memang tidak salah. Ketika sang kepala KUA memperkenalkan H. Amar Hasan sebagai mubaligh yang paling bersinar di KUA tempat kami mencatatkan diri dan beliau berkali-kali menunjukkan kebanggaannya dengan sering kali memuji penghulu muda ini.
Pertama kali kami berkenalan, beliau memang menyebutkan bahwa ia mempunyai panti asuhan Yatim Piatu. Jadi aku tidak heran ia mengirimkan sms tadi. Walaupun sempat berpikiran jelek kepadanya, karena ia seperti mengharapkan hanya uang kami saja, aku beristighfar. Bila aku mempunyai tanggung jawab sebesar dirinya, tentu aku juga berlaku proaktif untuk mendapatkan dana untuk menyantuni anak asuhan itu. Di sisi lain, kami harusnya bersyukur bahwa kami ada yang mengingatkan dan juga diberi kemudahan dalam memperluas ladang amal kami. Insya Allah, kami akan menyalurkan dana ke panti asuhannya. Sekaligus juga kami mengingatkan pula pada teman2 untuk mengeluarkan zakat, infaq dan sadaqahnya di bulan penuh maghfirah ini.
"Dont judge book by its cover", aku ingatkan kalimat yang telah menjadi satu kutipan paling sering kuucapkan dalam setiap percakapan. Tidak semua yang terlihat itu seperti itu juga apa adanya. Aku adalah salah satu contoh orang yang sering dinilai berdasarkan penampilan luar saja. Badan kecilku dan gaya yang katanya kekanak2an itu membuat orang selalu salah menaksir usiaku dan (sebalnya) kemampuanku. Setiap kali aku masuk ke lingkungan baru, tiap kali itu pula aku harus selalu membuktikan diriku. Jadi aku merasa gemas juga bila ternyata istriku juga salah satu yang termasuk golongan seperti mereka.
Ternyata penilaianku terhadap penghulu ini memang tidak salah. Ketika sang kepala KUA memperkenalkan H. Amar Hasan sebagai mubaligh yang paling bersinar di KUA tempat kami mencatatkan diri dan beliau berkali-kali menunjukkan kebanggaannya dengan sering kali memuji penghulu muda ini.
Pertama kali kami berkenalan, beliau memang menyebutkan bahwa ia mempunyai panti asuhan Yatim Piatu. Jadi aku tidak heran ia mengirimkan sms tadi. Walaupun sempat berpikiran jelek kepadanya, karena ia seperti mengharapkan hanya uang kami saja, aku beristighfar. Bila aku mempunyai tanggung jawab sebesar dirinya, tentu aku juga berlaku proaktif untuk mendapatkan dana untuk menyantuni anak asuhan itu. Di sisi lain, kami harusnya bersyukur bahwa kami ada yang mengingatkan dan juga diberi kemudahan dalam memperluas ladang amal kami. Insya Allah, kami akan menyalurkan dana ke panti asuhannya. Sekaligus juga kami mengingatkan pula pada teman2 untuk mengeluarkan zakat, infaq dan sadaqahnya di bulan penuh maghfirah ini.
1 comment:
Insya Allah... banyak2 beramal di bulan penuh berkah ini akan mendatangkan rizki yang berlipat ganda... amin.
Post a Comment