Wednesday, February 07, 2007

Jakarta Terkepung (Banjir)

Di saat hujan deras yang menyebabkan banjir paling besar setelah 1997 di Jakarta, aku sedang bertugas di Bandung beserta rekan teknik lainnya untuk acara musik. Jadi kami hanya bisa tegang memelototi televisi yang menyiarkan bencana 'buatan' ini. Satu persatu rekan2ku mendapat kabar bahwa rumahnya terkepung bahkan terendam banjir. Hingga baru belakangan aku mendapat kabar bahwa kali Ciliwung meluap dan rumahku yang sebenarnya terletak 10 meter lebih tinggi dari pinggir kali juga terendam sebatas lutut.

Ada 3 sebab utama mengapa Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi terkepung banjir. Sebab pertama adalah curah air hujan yang terus menerus meninggikan debit air. Sebab kedua adalah air kiriman dari Bogor dan kota-kota penunjangnya. Lalu ditambah dengan naiknya air pasang laut. Jadilah Jabodetabek danau buatan yang hingga hari ini belum juga surut.

Tapi jangan lupa, air hujan dan air laut memang ada dan akan terus ada. Yang menyebabkan banjir menjadi separah ini adalah perbuatan kita, manusia. Tidak usah jauh-jauh, kali Ciliwung di depan rumahku selama bertahun-tahun menjadi tempat pembuangan sampah rumahan oleh petugas sendiri. Hal ini sudah berdasarkan atas pengetahuan dan ijin Kelurahan sendiri. Gak usah heran lah.... bahkan setelah banjir pun kebiasaan ini -aku yakin- tidak akan berubah.

Aku memang terhindar dari kehujanan dan kemacetan yang disebabkan oleh banjir kali ini. Bahkan kerepotan-kerepotan yang harus dialami oleh keluargaku yang kebanjiran dari bawah maupun dari atas alias rumah yang bocor, tidak harus aku alami. Bahkan aku juga tidak harus bebersih dari lumpur yang menggenangi rumahku karena telah dibersihkan oleh adikku. Namun tentu saja akan ada banyak alat2 yang akan rusak karena saat banjir aku sedang diluar kota dan tidak dapat mengamankannya dari banjir. Namun coba kita simak apa kata Menko Kesra yang aku kutip dari liputan6.com :

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie menyalahkan media massa yang telah membesar-besarkan bencana banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya. Sebab pada kenyataannya, jelas Aburizal, banyak pengungsi banjir yang masih dapat tersenyum. "Kalau kita lihat para korban itu masih ketawa. Jangan sampai dikondisikan seolah-olah dunia mau kiamat seperti yang televisi Anda (SCTV) katakan demikian," kata Aburizal di Jakarta, Selasa (6/2).

Mau marah gak sih....

5 comments:

Anonymous said...

bakrie emang keterlaluan, orang lagi dilanda musibah gitu malah dia bilang atau komentar yang ga perlu...hah sudahlah..biarlah dia ber****t ria, yang penting semoga musibah ini memang cepat selesai...

hujan lagi pagi ini mas...gedhe lagi..moga2 sih gak ampe banjir lagi ya tempatmu

Anonymous said...

Gw jg geram dengar komen bakrie. Mereka itu tertawa bukan krn senang, tp krn sdh ga bs lagi menangis, alis kering krn byk menderita.

Heran sm mentri kita ini, kok suka asal bicara ya...

Iman Brotoseno said...

satu lagi blunder dari ical..

Unknown said...

bleh! dari dulu juga tu orang emang kalo ngomong kaga pake mikir! asal njeprut wae!!! *berapi2*

pyuriko said...

Bisa2nya dia ngomong kek gitu,... gimana coba kalo dia yang ngerasain ini, apa dia jg bisa ketawa2 sprt yg dia bilang thdp para korban???

    • Popular
    • Categories
    • Archives