Membaca artikel "Salah Kaprah Memahami UU 14/1992: "Helm Standar VS Batok" dari ARS, aku jadi ingin bercerita tentang peristiwa yang baru saja anggota keluarga kami alami.
Dua hari setelah hari raya Idul Kurban masih banyak hewan kurban yang harus rela menjadi martir. Selain memang masih waktunya, mungkin juga karena menunggu harga hewan kurban yang tinggi menjadi lebih murah, ehm.. beribadah dengan harga diskon. Di suatu madrasah menuju arah Cileungsi juga melakukan potong sapi kurban di hari itu. Sayangnya karena petugasnya kurang berhati-hati, sapi yang sudah "ditiduri" dan hendak dipotong berhasil mematahkan smack down para petugas jagal.
Dengan leher yang sudah berdarah-darah seperti film perang tahun '45 sang sapi pejuang berhasil melarikan diri ke jalan raya. Sayangnya karena memang menjadi sapi tidak perlu dilengkapi SIM atau klakson dan lampu sein, maka sesuai dengan nalurinya, sang sapi berhasil dengan sukses menabrakkan tubuh tambunnya ke sepeda motor yang sedang dikendarai oleh Wanto dan Aa Herman yang juga kakak iparku hingga terjungkal.
Seperti pada umumnya kecelakaan motor, Wanto yang mengemudi tidak mengalami luka yang berarti. Sedangkan Aa Herman sebagai boncenger terlambat bereaksi hingga posisi jatuhnya tidak sempurna menyebabkan tangan kanannya patah dan kepalanya terbentur aspal hingga Knock Out seketika tanpa perlu wasit yang berhitung hingga hitungan kesepuluh. Tidak jelas apakah saat itu ia memakai helm standar atau helm batok, tapi ia tidak menjadi lebih parah karena menggunakan salah satunya. Namun si sapi yang sejenak lupa kalau ia sapi bukan buldoser berhasil ditangkap kembali dan akhirnya menjalankan tugasnya sebagai seekor sapi kurban yang berakhir di sebuah tusuk sate.
Another true story. Terjadi pagi tadi dan kali ini pemeran utamanya adalah Ical yang kebetulan anaknya AA Herman. Ical rupanya ingin tahu rasanya menjadi superman yang bisa terbang. Namun ia lupa kalau Superman terbang di udara bukan di aspal seperti yang dilakukannya. Alhasil kedua tangannya luka-luka tergesek aspal dan sekujur tubuhnya memar. Sepeda motor Shogun yang dipinjamnya karena Supra bapaknya masih dalam taraf renovasi ulang setelah shock dicium sapi, sukses menyusul ke bengkel pula. Untungnya kepala Ical terlindungi oleh helm full face yang dikenakannya, mengingat helm tersebut sedikit hancur dibagian sampingnya.
Maksud aku bercerita peristiwa di atas itu adalah, helm diciptakan adalah sebagai alat keselamatan. Bukan alat untuk bergaya, atau alat untuk menghindarkan diri dari tilangan polisi, juga bukan alat untuk menutupi wajah agar jerawat tidak bertambah banyak (huehe... ini salah satu alasanku make helm full face) Nah bagiku hal itulah yang menjadi salah kaprah bagi pengemudi sepeda motor di Indonesia.
foot note :
Dua hari setelah hari raya Idul Kurban masih banyak hewan kurban yang harus rela menjadi martir. Selain memang masih waktunya, mungkin juga karena menunggu harga hewan kurban yang tinggi menjadi lebih murah, ehm.. beribadah dengan harga diskon. Di suatu madrasah menuju arah Cileungsi juga melakukan potong sapi kurban di hari itu. Sayangnya karena petugasnya kurang berhati-hati, sapi yang sudah "ditiduri" dan hendak dipotong berhasil mematahkan smack down para petugas jagal.
Dengan leher yang sudah berdarah-darah seperti film perang tahun '45 sang sapi pejuang berhasil melarikan diri ke jalan raya. Sayangnya karena memang menjadi sapi tidak perlu dilengkapi SIM atau klakson dan lampu sein, maka sesuai dengan nalurinya, sang sapi berhasil dengan sukses menabrakkan tubuh tambunnya ke sepeda motor yang sedang dikendarai oleh Wanto dan Aa Herman yang juga kakak iparku hingga terjungkal.
Seperti pada umumnya kecelakaan motor, Wanto yang mengemudi tidak mengalami luka yang berarti. Sedangkan Aa Herman sebagai boncenger terlambat bereaksi hingga posisi jatuhnya tidak sempurna menyebabkan tangan kanannya patah dan kepalanya terbentur aspal hingga Knock Out seketika tanpa perlu wasit yang berhitung hingga hitungan kesepuluh. Tidak jelas apakah saat itu ia memakai helm standar atau helm batok, tapi ia tidak menjadi lebih parah karena menggunakan salah satunya. Namun si sapi yang sejenak lupa kalau ia sapi bukan buldoser berhasil ditangkap kembali dan akhirnya menjalankan tugasnya sebagai seekor sapi kurban yang berakhir di sebuah tusuk sate.
Another true story. Terjadi pagi tadi dan kali ini pemeran utamanya adalah Ical yang kebetulan anaknya AA Herman. Ical rupanya ingin tahu rasanya menjadi superman yang bisa terbang. Namun ia lupa kalau Superman terbang di udara bukan di aspal seperti yang dilakukannya. Alhasil kedua tangannya luka-luka tergesek aspal dan sekujur tubuhnya memar. Sepeda motor Shogun yang dipinjamnya karena Supra bapaknya masih dalam taraf renovasi ulang setelah shock dicium sapi, sukses menyusul ke bengkel pula. Untungnya kepala Ical terlindungi oleh helm full face yang dikenakannya, mengingat helm tersebut sedikit hancur dibagian sampingnya.
Maksud aku bercerita peristiwa di atas itu adalah, helm diciptakan adalah sebagai alat keselamatan. Bukan alat untuk bergaya, atau alat untuk menghindarkan diri dari tilangan polisi, juga bukan alat untuk menutupi wajah agar jerawat tidak bertambah banyak (huehe... ini salah satu alasanku make helm full face) Nah bagiku hal itulah yang menjadi salah kaprah bagi pengemudi sepeda motor di Indonesia.
foot note :
* Helm Standar; baik helm full face maupun half face yang mempunyai 3 lapis perlindungan serta tali strap untuk mengikat helm agar konsisten melindungi kepala bukan dengkul saat kecelakaan terjadi.
* Helm Batok; helm yang hanya menutupi bagian atas kepala saja, terbuat dari plastik yang tidak jauh beda dari gayung yang mudah pecah karena jatuh di lantai kamar mandi.
* Helm Batok; helm yang hanya menutupi bagian atas kepala saja, terbuat dari plastik yang tidak jauh beda dari gayung yang mudah pecah karena jatuh di lantai kamar mandi.
4 comments:
kalo sedang pake motor aku pun seneng pake helm yang standar!!!
Yang ada tutup kacanya jd gak perlu pake kacamata lagi.
Aman dan gak masuk debu.
biar gk jerawatan jg kali ya?? ;)
sebagai yang dibonceng a.k.a yang duduk di belakang, biasanya aku pake helm batok! =p dulu pernah pake helm standar tapi ga nyaman.. bau.. sesak... engap!! =p
tapi kalo sebagai pengemudi motor, emang lebih bagus pake helm standar sih...
Iko jg hanya pake helm yg setengah, bukan batok sih... yg penting buat tutupin wajah aja,... biar gak tambah polusi di tubuh,.. plus masker... aman deh.
tp knp masih jerawatan yaaa???
Kenapa Pak Polisi tetep pake helm padahal udah turun dari motor? Biar galak kali yaa.. Ampuun pak polisi..
Post a Comment