Banyak orang yang tanpa sadar di saat mudanya banyak melakukan kesalahan dan harus menanggung akibatnya di saat tuanya. Begitu pula yang mungkin dirasakan oleh ayahnya Ii. Saat ini beliau tergolek di rumah sakit dikarenakan didiagnosis terdapat kanker di batang paru-parunya. Dokternya mengatakan sebab utamanya adalah karena beliau adalah perokok. Memang benar beliau mempunyai kebiasaan merokok. Tapi beliau sudah berhenti lama sejak lebih dari 20 tahun yang lalu. Tapi rupanya efek negatif dari merokok masih terus menyiksanya bahkan hingga saat ini yang sudah lewat dua dasawarsa.
Di kemasan rokok memang sudah jelas jelas tertulis bahwa merokok dapat menyebabkan kanker dan gangguan penyakit lainnya, namun perokok bukannya berkurang malah terus bertambah. Kenaikan harga BBM, Elpiji dan Sembako selalu saja mendapat protes keras dari masyarakat, namun kenaikan harga rokok malah bebas dari segala protes, mungkin sedikit meresahkan para perokok pada awalnya, namun setelah itu bas-bus kembali. Hebat kan?
Aku mungkin patut bersyukur, karena dulu di kantorku yang lama ada peraturan keras yang melarang untuk melarang merokok di dalam gedung, baik di lorong, pantry apalagi di ruang kerja. Jadi untuk merokok kami harus ke kantin basement atau keluar lobby gedung. Saat itulah aku berhenti merokok sejak SMA mulai mencoba-coba merokok. Tapi apakah ini masih bisa menjauhkan aku dari si kanker itu? Jadi serem mikirinnya.
Aku yakin walau dihimbau seperti apapun, perokok tetap tidak akan menghentikan kegiatannya. Tapi cobalah sejenak melihat efek-efek negatif dan kesengsaraan yang dialami oleh para perokok yang telah merasakannya. Selain derita pada diri sendiri, keluarga juga menjadi ikut menderita baik secara batin maupun fisik dan juga keuangan.
Kok serius banget yah ngomonginnya....?! Habisnya niat baik aku dan Ii harus tertunda karenanya. So plis doanya yah!
No comments:
Post a Comment