Tuesday, February 22, 2005

Untung Atau Rugi?

Saat aku membeli kamera digital, dalam paketnya disediakan memory card 128 MB. Mulanya sih, leluasa juga untuk menyimpan hasil pemotretan. Tapi setelah kugunakan berbarengan sebagai storage untuk PDA, terasalah kebutuhan untuk menambah sebuah memory card lagi dengan kapasitas yang lebih besar. Oleh karena itu aku mulai hunting dari beberapa mal hingga terakhir ke pameran komputer di Mangga Dua untuk mencari memory card, baik MMC/SD Card atau Compact Flash, yang penting sesuai budget.

"MMC-nya berapa mas?" tanyaku sambil menunjuk MMC 256 MB.
"Yang ini yah? 260 rebu."
Murah juga nih pikirku, padahal belum kutawar. Di Mal Ambassador MMC yang sama harganya 280 ribu dan tidak mau turun ketika kutawar seharga 260 ribu.
"Kalo yang 512 berapa mas?" tanyaku iseng.
Sambil membolak-balik box MMC itu, si penjaga stand menjawab dengan agak ragu, "Yang ini eh.. 280 rebu."
Aku terkesima, bukankah seharusnya harganya 2 kali lipat yang 256 MB?
"Boleh kurang gak?"
Sang penjaga berbalik memanggil penjaga stand sebelahnya.
"Ini harganya bener gak sih, gue kok ragu yah...?"
"Oh, sekarang udah naek tuh." dia mengetikkan sejumlah angka pada kalkulatornya dan menunjukkan kepada penjaga stand di depanku.
"Gak kurang lagi Pak!" ia kembali berbalik kepadaku, "Udah pas segitu."
Aku sedikit termenung, merasa dia pasti keliru. Aku ragu membelinya karena takut akan merugikan dia, tapi dilain pihak aku tergiur membayangkan banyaknya data yang akan tertampung nantinya. Lagipula toh, aku sudah memberikan kesempatan padanya untuk mengubahnya.
"Ya udah deh, saya ambil yang 512 aja."

Kring... kring (dering ponsel jadul), kulihat dilayarnya, Vera :
"Halo kak, ditanya tuh sama temennya Rika, memory card yang kemaren dibeli apa sih?"
"Em em si."
"kalo sama SD card beda gak?"
"Bentuknya sih sama, cuma kalo SD ada protectnya kayak di disket. Tapi sama-sama aja sih. Murahan MMC."
"Gak ngerti ah..."
"Payah lo!"
"Nama tokonya apa? Temennya mau beli juga."
"Gila lu, ntar gue dicariin lagi."
"Hua ha ha...."

Tidit... tidit ! (bunyi sms masuk), kulihat dilayarnya, Rizal :
Kak, gw pnasaran bgt dgr critanya. Plis kalo ke mangdu lagi, tanyain msh ada lagi gak yang harganya segitu.

Yah begitulah sifat kita. Bila ada sesuatu yang murah, bahkan diluar kewajaran, pasti akan terus dikejar. Padahal sampai sekarang aku masih ragu, apakah harganya memang semurah itu karena merknya yang mungkin abal-abal, atau kesalahan orang yang membuat aku menjadi yang diuntungkan. Agak gak enak aja, kalo keberuntungan kita membuat orang lain sengsara.

No comments:

    • Popular
    • Categories
    • Archives